Goupdate, Jakarta – Dalam hitungan sepekan, terjadi dua peristiwa yang berkaitan dengan Pilkada Kota Makassar, yaitu penusukan terhadap pendukung salah satu paslon dan pembakaran pos relawan di Makassar.
Mengenai peristiwa penusukan, kepolisian masih masih mengejar pelaku. Kasus tersebut terjadi saat empat paslon menjalani debat publik yang digelar KPU di salah satu stasiun televisi swasta bilangan Palmerah, Jakarta Barat.
Laki-laki berinisial MM, pendukung paslon nomor urut dua, Munafri Arifuddin-Abd Rahman Bando ditikam orang tak dikenal. Terjadi saat yang bersangkutan hendak menuju lokasi debat kandidat di studio salah satu televisi swasta, Sabtu, (7/11). MM kini dirawat di rumah sakit.
Empat hari kemudian, peristiwa berikutnya terjadi dan masih berkaitan dengan Pilwalkot Makassar.
Pos relawan paslon nomor urut 1, Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi yang terletak di perempatan jl La Maddukelleng-jl Maipa, Makassar terbakar pada Selasa dini hari (10/11).
Polisi menemukan botol yang diduga sisa molotov. Namun kepolisian masih melakukan pendalaman untuk sebelum mengambil kesimpulan.
Mohammad Ramdhan Pomanto atau akrab disapa Danny Pomanto membenarkan yang terbakar itu adalah pos relawannya. Dia mengatakan pos dibangun murni oleh para relawannya sejak Pilwalkot 2018 lalu.
Diketahui, Danny Pomanto adalah eks Walikota Makassar periode 2014-2019. Maju kembali pada pilwalkot pada 2018 namun harus gigit jari karena terdiskualifikasi karena pelanggaran pemilu.
Dia menilai pos relawannya yang terbakar itu adalah upaya pihak tertentu untuk memancing emos. Pomanto mengimbau kepada semua pendukungnya untuk tetap tenang, sabar, tidak terpancing untuk bereaksi.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Sukri menganggap tensi Pilkada Makassar sudah meninggi. Persaingan kian ketat memicu terjadinya pergesekan antar pendukung dan simpatisan di lapangan kian membesar.
“Semakin dekatnya hari pemungutan suara, waktu para kandidat untuk meyakinkan masyarakat semakin pendek. Mulai ada gambaran tentang kecenderungan potensi posisi elektabilitas masing-masing kandidat, membuat kondisi persaingan akan terus ketat dan upaya masing masing kandidat akan makin intensif,” kata Sukri.
ukri lalu meminta para kandidat dan elite politik untuk mengingatkan para pendukung dan simpatisannya agar menjaga suasana tetap kondusif.
Terlebih, Polrestabes Makassar sudah pernah menyatakan bahwa Pilkada Makassar termasuk wilayah zona merah yang rawan terjadi konflik.
“Sebaiknya proses pilkada tidak dijadikan ajang untuk bersaing menimbulkan konflik yang destruktif namun seharusnya menjadi ajang mempersaingkan visi misi terbaik dan realible agar rakyat dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik,” tandas Sukri.
Ada empat pasangan calon yang berkontestasi di Pilkada Kota Makassar 2020. Mereka adalah Mohammad Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi dengan nomor urut 1, Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando dengan nomor urut 2.
Kemudian, Syamsu Rizal- Fadli Ananda dengan nomor urut 3 dan Irman Yasin Limpo-Andi Muhammad Zunnun Armin NH dengan nomor urut 4.