GO-Update — Nilai tukar rupiah ditutup di level Rp14.907 per dolar AS pada Senin (5/9) sore. Mata uang Garuda itu melemah 11,5 poin atau 0,08 persen dari perdagangan sebelumnya.
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah melemah ke posisi Rp14.920 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah. Yen Jepang melemah 0,25 persen, won Korea Selatan minus 0,65 persen, dan dolar Singapura minus 0,26 persen.
Lalu, peso Filipina melemah 0,36 persen dan yuan China melemah 0,57 persen. Sementara, baht Thailand menguat 0,11 persen dan dolar Hong Kong menguat 0,01 persen.
Mata uang negara maju juga kompak berada di zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,24 persen, euro Eropa minus 0,41 persen, dolar Australia minus 0,46 persen, dan dolar Kanada minus 0,22 persen.
Analis DCFX Futures Lukman Leong mengatakan dolar AS menguat menyusul data pekerjaan AS yang lebih lemah. Hal ini memicu sentimen risk off di bursa global dan pelepasan aset berisiko oleh investor.
Selain itu, kenaikan harga BBM di dalam negeri juga juga menekan rupiah. Pasalnya, kenaikan harga ini dapat meningkatkan inflasi inflasi yang lebih tinggi.
“Kenaikan harga BBM pertalite Minggu lalu juga menekan rupiah oleh antisipasi inflasi yang lebih tinggi ke depannya dan ekspektasi pengetatan oleh BI yang akan bisa menekan pertumbuhan ekonomi,” kata Lukman kepada CNNIndonesia.
(Dilansir dari CNN indonesia)