Jakarta, Goupdate , Produsen alat kontrasepsi terbesar di dunia mengklaim bahwa bisnis kondom telah lesu secara finansial di tengah pandemi virus corona, dengan penjualan menurun sebanyak 40 persen selama dua tahun terakhir.
CEO Karex, produsen kondom di Malaysia, Goh Miah Kiat semula menduga permintaan kondom akan melonjak karena orang-orang terkurung di rumah mempraktikkan pengendalian kelahiran karena ketidakpastian ekonomi.
Goh juga memperkirakan kelangkaan kondom pada saat itu menyusul penutupan pabrik akibat pandemi.
Sebaliknya, permintaan kondom justru merosot, tidak hanya untuk Karex tetapi juga yang lainnya seperti Durex dan Trojan.
“Sebagian besar [kondom] didistribusikan oleh pemerintah di seluruh dunia, yang telah mengurangi [distribusi] secara signifikan selama Covid-19,” kata Goh kepada Nikkei, seperti dikutip SCMP.
“Misalnya, di Inggris, [National Health Service] menutup sebagian besar klinik yang tidak penting karena Covid, termasuk klinik kesehatan seksual yang membagikan kondom juga ditutup.”
termasuk pemerintah menghentikan distribusi dan penurunan paradoks dalam seks selama lockdown.
Penelitian baru oleh Match.com mengatakan bahwa mayoritas pria kurang peduli tentang seks pada 2021.
Karena faktor-faktor tersebut di atas, Karex mengalami kerugian setahun penuh untuk tahun 2020. Sementara itu, Bloomberg melaporkan harga saham perusahaan di Bursa Malaysia anjlok hampir 50 persen tahun lalu.
Menurut Goh, dalam beberapa minggu terakhir, penjualan kondom telah meningkat. Hal ini sejalan dengan data dari penjual kondom besar lainnya seperti Durex dan Trojan yang melaporkan peningkatan penjualan karena aturan lockdown dicabut.
Tetapi Karex tidak ingin mengambil risiko lebih jauh. Sebagai upaya meningkatkan keuntungan kembali, mereka beralih dengan memproduksi sarung tangan medis – produk yang lebih relevan dengan pandemi serta dibuat menggunakan bahan baku dan proses serupa dengan pembuatan kondom.
(dilansir dr cnn berita)